Keuntungan Memiliki Otak Bilingual atau Dua Bahasa

¿Hablas español? Parlez-vous français? 你会说中文吗?

Kalau kamu jawab, "sí," "oui," atau "是的" dan kamu menonton dalam bahasa Inggris, mungkin kamu termasuk mayoritas penduduk dunia yang bilingual dan multilingual.

Selain lebih gampang saat berlibur atau bisa nonton film tanpa membaca subtitle, mengenal dua atau lebih bahasa berarti otakmu mungkin tampak dan berfungsi berbeda dengan orang yang hanya bisa satu bahasa.

Jadi, apa artinya mengenal satu bahasa?

Kemampuan bahasa biasanya diukur atas dua bagian aktif: bicara dan menulis, dan dua bagian pasif: mendengar dan membaca. Meski seorang bilingual-seimbang mempunyai kemampuan hampir setara dalam kedua bahasa yang diketahuinya, kebanyakan orang bilingual di dunia tidak mengenal dan menggunakan kemampuan bahasa mereka secara seimbang.

Dan tergantung situasi mereka dan cara mereka belajar masing-masing bahasa, mereka bisa dikelompokkan menjadi tiga tipe.


Keterangan: Video ini telah memiliki terjemahan Bahasa Indonesia. Jangan lupa aktifkan Subtitle/CC YouTube ke Bahasa Indonesia.

Misalnya Gabriella, keluarganya pindah ke AS dari Peru ketika dia berumur 2 tahun. Sebagai seorang bilingual-campuran, Gabriella mengembangkan dua kode bahasa secara bersamaan, menggunakan satu konsep, belajar bahasa Inggris dan Spanyol ketika dia mulai mempelajari dunia di sekitarnya.

Tapi abangnya yang sudah remaja, mungkin adalah bilingual koordinat, yang menggunakan dua konsep, belajar bahasa Inggris di sekolah, dan terus berbicara bahasa Spanyol di rumah dan dengan teman-temannya.

Lalu, orangtua Gabriella mungkin adalah bilingual-subordinasi yang belajar bahasa kedua melalui saringan bahasa ibu mereka. Karena setiap tipe bilingual dapat menjadi sepenuhnya fasih tanpa memperhatikan aksen atau lafal, perbedaannya mungkin tidak terlalu jelas bagi orang awam.

Tapi perkembangan terbaru dalam teknologi pencitraan otak memberi kesempatan para ahli neurolinguistik untuk mengintip bagaimana aspek tertentu dari pembelajaran bahasa mempengaruhi otak bilingual.

Cukup umum diketahui bahwa otak kiri lebih dominan dan analitis dalam proses logika, sementara otak kanan lebih aktif dalam proses emosi dan sosial, meskipun ini hanya kecenderungan dan bukan perbedaan mendasar. Fakta bahwa bahasa memerlukan kedua fungsi otak tersebut, dan bahwa spesialisasi fungsi otak berkembang seiring usia, telah melahirkan hipotesis periode kritis.

Menurut teori ini, anak-anak belajar bahasa lebih mudah karena kekenyalan otak mereka yang sedang berkembang, sehingga mereka bisa menggunakan otak kanan dan kiri dalam belajar bahasa, sementara pada orang dewasa bahasa biasanya diproses di otak kiri.

Jika ini benar, belajar bahasa di masa kanak-kanak bisa memberi pemahaman yang lebih menyeluruh tentang konteks sosial dan emosi.

Sebaliknya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang belajar bahasa kedua ketika dewasa menunjukkan bias emosi yang lebih sedikit dan pendekatan yang lebih rasional ketika menemui masalah di bahasa kedua daripada dalam bahasa ibu mereka.

Tapi baik kamu belajar bahasa lain ketika kanak-kanak atau dewasa, ada beberapa keuntungan otak multilingual. Beberapa keuntungan bahkan bisa dilihat, seperti kepadatan materi abu-abu yang menyimpan sebagian besar neuron dan sinapsis di otakmu, dan lebih banyak aktivitas di bagian tertentu ketika menggunakan bahasa kedua.

Kerja otak bilingual yang terlatih juga dapat menunda kemunculan penyakit seperti Alzheimer dan kepikunan hingga 5 tahun.

Gagasan tentang keuntungan kognitif otak bilingual mungkin sekarang tampak intuitif, tapi tidak akan terpikirkan oleh para ahli dahulu.

Sebelum tahun 1960an, bilingual dianggap sebagai kekurangan yang memperlambat pertumbuhan anak dengan memaksa mereka menggunakan energi membedakan banyak bahasa, sebuah pandangan yang berdasarkan pada studi yang salah.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa waktu reaksi dan error meningkat pada murid bilingual dalam ujian lintas-bahasa, ia juga menunjukkan bahwa usaha dan perhatian yang dibutuhkan untuk memutar otak dari satu bahasa ke lainnya memicu aktivitas dan mungkin memperkuat dorsolateral prefrontal cortex. Ini adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi eksekutif, menyelesaikan masalah, peralihan tugas, dan berkonsentrasi ketika memilah informasi irelevan.

Jadi, meski menjadi bilingual mungkin tidak membuatmu lebih pintar ia membuat otakmu lebih sehat, kompleks, dan aktif, dan bahkan jika kamu tidak cukup beruntung belajar bahasa kedua ketika kanak-kanak, tidak pernah terlambat untuk belajar mulai dari "Halo," ke "Hola," "Bonjour" atau "您好’s" karena latihan berarti banyak bagi otak kita.

Sumber: Mia Nacamulli/TED-Ed. Translator: Dewi Barnas. Reviewer: Gita Arimanda.

Posting Komentar

0 Komentar