Inti dari penelitian kualitatif adalah untuk memahami dan mengenali pola di antara data tekstual untuk membangun gambaran yang bermakna tanpa mengorbankan kekayaan dan dimensi. Seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan "bagaimana, dimana, kapan, siapa, dan mengapa" dengan tujuan untuk membangun teori atau menolak teori yang ada.
Dengan beragam genre dan bentuk penelitian kualitatif, tidak ada konsensus untuk memberikan penilaian atas hasil penelitian kualitatif manapun. Berbagai pendekatan telah disarankan, dua alur pemikiran yang paling menonjol adalah pemikiran dari Dixon-Woods dkk yang menekankan pada metodologi, dan Lincoln dkk yang menekankan pada ketelitian interpretasi hasil.
Sama dengan penelitian kuantitatif, kualitas penelitian kualitatif dapat dinilai dalam hal validitas, reliabilitas, dan generalisasi.
Validitas
Validitas dalam penelitian kualitatif berarti "kesesuaian" dari alat, proses, dan data. Apakah pertanyaan penelitian ini valid untuk hasil yang diinginkan? Apakah pilihan metodologinya tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian? Apakah perancangan risetnya valid untuk metodologi yang dipilih? Apakah pengambilan sampel dan analisis data sesuai? Dan akhirnya apakah hasil dan kesimpulannya valid untuk sampel dan konteks yang diteliti?
Reliabilitas
Dalam penelitian kuantitatif, reliabilitas mengacu pada kemampuan meniru proses dan hasilnya. Dalam penelitian kualitatif yang memiliki paradigma yang beragam, definisi keandalan seperti itu kurang tepat dan kontra intuitif secara epistemologis. Oleh karena itu, esensi reliabilitas untuk penelitian kualitatif terletak pada konsistensi. Dalam penelitian kualitatif, margin variabilitas untuk hasil dapat ditoleransi sepanjang metodologi dilakukan secara konsisten dan menghasilkan data yang secara ontologis serupa, walaupun mungkin berbeda dalam kedalaman dan suasana, tetapi tetap dalam dimensi yang serupa.
Generalisasi
Sebagian besar penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mempelajari isu atau fenomena pada populasi atau kelompok etnis tertentu, dari wilayah yang terfokus dalam konteks tertentu. Karenanya generalisasi dari temuan penelitian kualitatif biasanya bukanlah atribut yang diharapkan. Namun, dengan meningkatnya tren sintesis pengetahuan dari penelitian kualitatif melalui meta-sintesis, meta-naratif atau meta-etnografi, evaluasi terhadap generalisasi menjadi penting. Pendekatan pragmatis untuk menilai generalisasi untuk studi kualitatif adalah dengan mengadopsi kriteria yang sama untuk validitas, yaitu dengan penggunaan sampling yang sistematis, triangulasi dan perbandingan yang konstan, audit dan dokumentasi yang tepat, serta adopsi dari teori multi-dimensi.
Sumber Referensi
- Leung, L. (2015). Validity, reliability, and generalizability in qualitative research. Journal of Family Medicine and Primary Care, 4(3), 324–327. http://doi.org/10.4103/2249-4863.161306
- Dixon-Woods M, Shaw RL, Agarwal S, Smith JA. The problem of appraising qualitative research. Qual Saf Health Care. 2004;13:223–5.
- Lincoln YS, Lynham SA, Guba EG. Vol. 4. Sage Publications; 2011. Paradigmatic controversies, contradictions, and emerging confluences, revisited. The Sage Handbook of Qualitative Research; pp. 97–128.
0 Komentar