Datanglah ke sekolah yang unik ini, pasti akan timbul pertanyaan, apakah ini sekolah atau pabrik? Diatas lahan yang sangat terbatas ditengah kota Semarang ini, berjalanlah 2 kegiatan utama yang sama sibuknya, sebuah pabrik furnitur lengkap dengan showroomnya, serta sebuah SMK jurusan Teknik Industri Kayu. Sekolah "mini" ini hanya memiliki maksimal 50 siswa per angkatan, padahal pendaftarnya selalu lebih banyak dari kapasitasnya. Para siswa berbaur dengan para pekerja profesional di pabrik mebel kayu dengan merek dagang PIKA di lahan sempit ini. Tidak hanya berbaur dalam bekerja, namun juga berbagi tempat makan bersama, berbagi tugas dan tanggung jawab bersama, berbagi pimpinan bersama, bahkan juga berbagi tempat parkir dan toilet bersama.
Suasana "sekolah" hanya terasa ada di lantai 2 yang relatif sempit dengan beberapa ruang kelas dan ruang Kepsek serta beberapa fasilitas pendukung sekolah lainnya. Selebihnya, lokasi ini didominasi suasana pabrik. Di area showroom kental terasa nuansa bisnis murni seperti layaknya showroom furnitur profesional lainnya. Bengkel praktek siswa memang diletakkan di lokasi tersendiri, namun dalam banyak aspek sudah tidak dapat dibedakan lagi yang mana area praktek pembelajaran siswa dan mana area produksi yang memiliki karyawan sendiri. Ada banyak karyawan pabrik berseliweran dan bekerja bersama di area praktek, ada banyak siswa di area pabrik komersial. Mereka bekerja bersama, mereka makan di ruang makan yang sama juga, mereka berkomunikasi dan bertanggung jawab menjaga kebersihan lokasi kerja mereka secara bersama-sama pula.
Para guru dan pimpinan lapangan pabrik juga tidak jelas bedanya. Ketika saya tanya salah satu "orang dewasa" di suatu sudut, dia mengaku sebagai "pembimbing siswa", tetapi statusnya adalah karyawan pabrik PIKA, namun sedang membimbing siswa SMK PIKA melakukan tugas tertentu. Di sudut lain saya lihat beberapa pekerja berwajah "baby face", ketika saya tanya dijawab bahwa mereka adalah siswa yang sedang ditugaskan untuk bekerja membantu di pabrik. Saya tanya lebih jauh kenapa dia ada di pabrik, dia sampaikan bahwa ini adalah jadwal praktek. Para siswa menggunakan sistem blok dalam belajar, dalam beberapa hari siswa akan berada secara penuh sejak jam 7 pagi hingga jam 16 sore di lantai pabrik, selebihnya di hari lain mereka akan berpakaian ala anak SMK untuk belajar teori dan mata pelajaran "wajib" ala sekolah biasa.
Kemudian masuklah ke showroom PIKA di tempat yang sama, kita akan melihat jejeran produk karya para siswa dan karyawan pabrik dipajang dengan label harga yang mahal, dalam penataan letak yang mewah dan elegan. Karya-karya berupa produk tersebut langsung dijual dengan label merek PIKA, salah satu merek ternama furnitur di Indonesia dan terkenal karena kualitasnya. Beberapa siswa juga tampak di kantor showroom tersebut untuk praktek dan langsung bekerja, sebagian besar ditugaskan untuk membuat desain-desain produk furnitur baru di komputer.
SMK PIKA adalah salah satu sekolah dengan prestasi yang luar biasa. Para siswanya adalah langganan juara nasional LKS SMK di bidang perkayuan. Bahkan saat tulisan ini dibuat, 2 siswanya sedang disiapkan ke lomba ASC (ASEAN Skills Competition) sebagai Juara Nasional. Hampir tidak ada lulusannya yang menganggur, semua bekerja atau beberapa berwirausaha dengan pendapatan diatas rata-rata lulusan SMK lainnya. Sebagian yang lain (20% menurut sekolah) melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekolah ini adalah salah satu sekolah model bagi SMK di Indonesia dan berstatus RSBI. Lihat berita prestasi mereka di ASEAN Worldskills disini.
Bagi saya, sekolah ini membawa banyak inspirasi. Rasanya ini satu dari sangat sedikit sekolah yang secara radikal menerapkan prinsip "teaching factory". Sekolah adalah pabrik, pabrik adalah sekolah. Bagi saya, makna teaching factory bahkan tidaklah cukup pas untuk menggambarkan "radikalisme" SMK PIKA dalam mengelola pendidikan kejuruan yang sebenar-benarnya "berorientasi kerja". Sekolah ini dengan berani membawa pemaknaan vocational education ke makna paling dasarnya. Bacalah prinsip-prinsip Prosser tentang pendidikan vokasi disini untuk membandingkannya.
Apakah SMK PIKA mengabaikan "kewajibannya" sebagai sekolah? Tentu saja tidak, mereka dengan sangat serius menjalankan standar-standar sekolah seperti layaknya sekolah formal lain. Tetap ada mata pelajaran normatif dan adaptif, tetap ada kegiatan ekstra kurikuler, tetap ada keceriaan masa remaja ala para siswa SMK lain, tetap ada tata tertib sekolah, tetap ada norma-norma hubungan guru-murid, tetap ada Kepsek, dan standar sekolah lain.
SMK PIKA adalah SMK berdurasi 4 tahun, dimana tahun terakhir sekolah digunakan untuk Prakerin selama 6 bulan di pabrik intern PIKA, plus 6 bulan di industri perkayuan luar PIKA. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki waktu untuk pembelajaran kurikulum produktif sebanyak 71%, adaptif 19%, normatif 9% dan muatan lokal 1%. Waktu belajar adalah Senin-Jumat dari jam 7 pagi hingga jam 16 sore. Siswa tahun terakhir disediakan makan siang, namun siswa tahun 1-3 sebagian besar membawa makan siang sendiri dari rumah atau asrama sekolah (bagi yang berasal dari luar daerah).
Sekolah ini berada dibawah manajemen PIKA yang membawahi unit pendidikan (SMK PIKA dan Akademi PIKA), bisnis furnitur PIKA (pabrik dan showroom/marketing) serta pelatihan teknik kayu. Ketiga unit bisnis ini saling mendukung. Marketing menjual semua karya dan produk dari unit lain, pabrik juga bisa memberi order pekerjaan kepada para siswa, sekolah juga bisa memakai semua fasilitas unit lain untuk belajar, semua berlangsung secara luwes dan tanpa batasan birokrasi rumit.
Sementara SMK lain masih lebih berat memaknai SMK sebagai sekolah, SMK PIKA membawa kita ke makna SMK sebagai pabrik sekaligus sekolah. Pemikiran yang layak diapresiasi, pemikiran yang akan membawa para lulusan SMK untuk mampu menjadi para pekerja profesional untuk bersaing di level global. Salut!
Baca juga artikel tentang sekolah yang mirip di Kalimantan Tengah yaitu SMK GKE Mandomai di Kompasiana. Semoga jadi info yang bermanfaat untuk memajukan pendidikan kejuruan di Indonesia.
Suasana "sekolah" hanya terasa ada di lantai 2 yang relatif sempit dengan beberapa ruang kelas dan ruang Kepsek serta beberapa fasilitas pendukung sekolah lainnya. Selebihnya, lokasi ini didominasi suasana pabrik. Di area showroom kental terasa nuansa bisnis murni seperti layaknya showroom furnitur profesional lainnya. Bengkel praktek siswa memang diletakkan di lokasi tersendiri, namun dalam banyak aspek sudah tidak dapat dibedakan lagi yang mana area praktek pembelajaran siswa dan mana area produksi yang memiliki karyawan sendiri. Ada banyak karyawan pabrik berseliweran dan bekerja bersama di area praktek, ada banyak siswa di area pabrik komersial. Mereka bekerja bersama, mereka makan di ruang makan yang sama juga, mereka berkomunikasi dan bertanggung jawab menjaga kebersihan lokasi kerja mereka secara bersama-sama pula.
Para guru dan pimpinan lapangan pabrik juga tidak jelas bedanya. Ketika saya tanya salah satu "orang dewasa" di suatu sudut, dia mengaku sebagai "pembimbing siswa", tetapi statusnya adalah karyawan pabrik PIKA, namun sedang membimbing siswa SMK PIKA melakukan tugas tertentu. Di sudut lain saya lihat beberapa pekerja berwajah "baby face", ketika saya tanya dijawab bahwa mereka adalah siswa yang sedang ditugaskan untuk bekerja membantu di pabrik. Saya tanya lebih jauh kenapa dia ada di pabrik, dia sampaikan bahwa ini adalah jadwal praktek. Para siswa menggunakan sistem blok dalam belajar, dalam beberapa hari siswa akan berada secara penuh sejak jam 7 pagi hingga jam 16 sore di lantai pabrik, selebihnya di hari lain mereka akan berpakaian ala anak SMK untuk belajar teori dan mata pelajaran "wajib" ala sekolah biasa.
Kemudian masuklah ke showroom PIKA di tempat yang sama, kita akan melihat jejeran produk karya para siswa dan karyawan pabrik dipajang dengan label harga yang mahal, dalam penataan letak yang mewah dan elegan. Karya-karya berupa produk tersebut langsung dijual dengan label merek PIKA, salah satu merek ternama furnitur di Indonesia dan terkenal karena kualitasnya. Beberapa siswa juga tampak di kantor showroom tersebut untuk praktek dan langsung bekerja, sebagian besar ditugaskan untuk membuat desain-desain produk furnitur baru di komputer.
SMK PIKA adalah salah satu sekolah dengan prestasi yang luar biasa. Para siswanya adalah langganan juara nasional LKS SMK di bidang perkayuan. Bahkan saat tulisan ini dibuat, 2 siswanya sedang disiapkan ke lomba ASC (ASEAN Skills Competition) sebagai Juara Nasional. Hampir tidak ada lulusannya yang menganggur, semua bekerja atau beberapa berwirausaha dengan pendapatan diatas rata-rata lulusan SMK lainnya. Sebagian yang lain (20% menurut sekolah) melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekolah ini adalah salah satu sekolah model bagi SMK di Indonesia dan berstatus RSBI. Lihat berita prestasi mereka di ASEAN Worldskills disini.
Bagi saya, sekolah ini membawa banyak inspirasi. Rasanya ini satu dari sangat sedikit sekolah yang secara radikal menerapkan prinsip "teaching factory". Sekolah adalah pabrik, pabrik adalah sekolah. Bagi saya, makna teaching factory bahkan tidaklah cukup pas untuk menggambarkan "radikalisme" SMK PIKA dalam mengelola pendidikan kejuruan yang sebenar-benarnya "berorientasi kerja". Sekolah ini dengan berani membawa pemaknaan vocational education ke makna paling dasarnya. Bacalah prinsip-prinsip Prosser tentang pendidikan vokasi disini untuk membandingkannya.
Apakah SMK PIKA mengabaikan "kewajibannya" sebagai sekolah? Tentu saja tidak, mereka dengan sangat serius menjalankan standar-standar sekolah seperti layaknya sekolah formal lain. Tetap ada mata pelajaran normatif dan adaptif, tetap ada kegiatan ekstra kurikuler, tetap ada keceriaan masa remaja ala para siswa SMK lain, tetap ada tata tertib sekolah, tetap ada norma-norma hubungan guru-murid, tetap ada Kepsek, dan standar sekolah lain.
SMK PIKA adalah SMK berdurasi 4 tahun, dimana tahun terakhir sekolah digunakan untuk Prakerin selama 6 bulan di pabrik intern PIKA, plus 6 bulan di industri perkayuan luar PIKA. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki waktu untuk pembelajaran kurikulum produktif sebanyak 71%, adaptif 19%, normatif 9% dan muatan lokal 1%. Waktu belajar adalah Senin-Jumat dari jam 7 pagi hingga jam 16 sore. Siswa tahun terakhir disediakan makan siang, namun siswa tahun 1-3 sebagian besar membawa makan siang sendiri dari rumah atau asrama sekolah (bagi yang berasal dari luar daerah).
Sekolah ini berada dibawah manajemen PIKA yang membawahi unit pendidikan (SMK PIKA dan Akademi PIKA), bisnis furnitur PIKA (pabrik dan showroom/marketing) serta pelatihan teknik kayu. Ketiga unit bisnis ini saling mendukung. Marketing menjual semua karya dan produk dari unit lain, pabrik juga bisa memberi order pekerjaan kepada para siswa, sekolah juga bisa memakai semua fasilitas unit lain untuk belajar, semua berlangsung secara luwes dan tanpa batasan birokrasi rumit.
Sementara SMK lain masih lebih berat memaknai SMK sebagai sekolah, SMK PIKA membawa kita ke makna SMK sebagai pabrik sekaligus sekolah. Pemikiran yang layak diapresiasi, pemikiran yang akan membawa para lulusan SMK untuk mampu menjadi para pekerja profesional untuk bersaing di level global. Salut!
Para Siswa Juara LKS Nasional sedang berlatih menuju ASEAN Skills Compettion 2012 |
Siswa tahun terakhir (berbaju merah) yang sedang Prakerin menjadi asisten instruktur bagi adik kelas tahun pertama, sementara sang guru (berbaju biru) juga sedang bekerja sambil membimbing siswa |
18 Komentar
wow keren...top..oke punya..
BalasHapustrm ksh, sekolah ini memang istimewa :-)
BalasHapusPasang poto2 lebih banyak lagi< biar publik lebih tahu SMK PIKA itu ..
BalasHapusmas eko, foto lain nanti coba dimasukkan, trm ksh masukannya :-)
BalasHapusSebagai alumni saya bangga membaca artikel ini.
BalasHapusSaya membuka lowongan untuk alumni PIKA, yg junior atau fresh graduate, lokasi di Bogor, bila berminat bisa kirim lamaran ke exotic_gallery@ymail.com
BalasHapusSekolah perkayuan terbaik diIndonesia, bangga bila bisa bekerjasama dengan Pihak PIKA. Kami Perusahaan Multinasional OPPEIN INDONESIA ( www.oppein-indonesia.com ) berdomisili Jakarta dan Surabaya, membuka lowongan bagi fresh graduated PIKA. email dapat dikirmkan ke : oppein.jkt@gmail.com. Terima kasih
BalasHapusKami, perusahaan sourcing office di Jakarta sedang membuka lowongan untuk posisi quality control furniture utamanya untuk pasar Eropa. Area inspeksi meliputi : Indonesia dan Malaysia, bagi yang berminat, lamaran bisa dikirimkan ke: qcsisl.jakarta@gmail.com
BalasHapusMemang PIKA benar-benar sekolah yang mencetak kader profesional
BalasHapusKami International Marketing Company,yang membeli kerajinan kayu, rotan dan bambu dari Indonesia. Kita hanya minat barang2 bermutu tinggi, bukan kerajinan pasaran. Pernah kenal baik dengan Bruder Wiederkehr. Minat bekerja sama dengan eks PIKA (small shop) atau PIKA sendiri. Tolong contact ccfm2000@gmail.com.
BalasHapusWah ada satu yg kurang, SMK-GKE Mandomai. di kuala kapuas - kalteng. juga bagus. bahkan guru-guru disana dari jerman dan swiss langsung. saya rasa kalaian harus coba berkunjung kesana karna sebelum pika berdiri, kalau gak salah di sana dulu.
BalasHapusTaura, trm ksh infonya ttg SMK GKE Mandomai, teman saya sudah menulis ttg sekolah hebat tsb di Kompasiana. Link saya cantumkan di tulisan diatas.
BalasHapusSangat informatif. Thanks. Adakah yang bisa membantu saya untuk email address manufaktur mebel kayu terbaik di Jakarta? liliaid@yahoo.com
BalasHapusSaya suka dengan tulisan-2 Anda. Bolehkah saya minta alamat email yang dapat saya hubungi? Terima kasih sebelumnya.
BalasHapusYuk gabung dijogja para lulusan..
BalasHapussaya tertarik dengan tulisan anda ttg teaching factory di SMK PIKA, ada email atau nomer yg bisa dihubungi?
BalasHapussdr wawan fathur, trm ksh atas apresiasinya.. silakan email ke madriyanto[at]gmail[dot]com
BalasHapuskapan penerimaan siswa baru??
BalasHapus