Pengembangan Model Manajemen Praktik Kerja Industri di Sekolah Menengah Kejuruan

Satu lagi disertasi dari PPS UNY yang cukup menarik untuk disebarluaskan ke masyarakat terutama bagi para pengelola SMK di Indonesia. Penulisnya adalah Dr. Sukarnati yang pada 13 April 2011 telah berhasil mempertahankan disertasi berjudul "Pengembangan Model Manajemen Praktik Kerja Industri di Sekolah Menengah Kejuruan."


Pertanyaan mendasar tentang tingkat keberhasilan pengelolaan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di SMK seluruh negeri ini selalu mengemuka. PRAKERIN adalah bagian penting dan tak terpisahkan dari sistem pendidikan kita di SMK, namun apakah metode yag diterapkan selama ini sudah baik dan sesuai dengan keadaan di negeri kita? Hampir semua SMK memiliki jurus sendiri-sendiri dalam menjalankan PRAKERIN karena begitu uniknya kondisi masing-masing sekolah dan daerah serta rumitnya menggandeng mitra industri. Disertasi ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Semoga bisa bermanfaat bagi para pengelola SMK dan khususnya para pengelola magang, praktek kerja lapangan (PKL) atau yang sekarang diberi nama PRAKERIN. Berikut ringkasan disertasi tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Mengetahui model manajemen PRAKERIN di SMK saat ini.
  2. Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam program PRAKERIN SMK saat ini.
  3. Menemukan model manajemen PRAKERIN yang lebih efektif untuk dilaksanakan di SMK. 
Adapun subyek coba terdiri atas para pakar pendidikan kejuruan dan para praktisi yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator pelaksana prakerin, ketua program keahlian, guru pembimbing, instruktur dan kepala dinas pendidikan.

Hasil penelitian yang didapat adalah:
  1. Belum ada keterkaitan antara program di industri dengan program di sekolah, guru-guru belum mengaitkan bahan ajar di kelas dengan aplikasinya di industri.
  2. Penyelenggara PRAKERIN di SMK belum secara tepat memahami makna konsep prakerin dan konsep penerapannya.
Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah manajemen PRAKERIN terpadu di SMK yang dirancang dengan mengaitkan program pembelajaran di sekolah dengan program pelatihan di industri. Pelaksanaan manajemen PRAKERIN terpadu mengharuskan SMK bersama industri membicarakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah dan bagian untuk pelatihan di industri. Guru-guru harus mempunyai pengalaman industri sehingga dapat memberikan contoh bekerja untuk menghasilkan produk seperti yang dikehendaki industri. Instruktur di industri juga harus memiliki pengetahuan kependidikan guna pembimbingan siswa dan evaluasinya.

Implikasi penerapan manajemen PRAKERIN terpadu mengharuskan SMK berbenah diri untuk melakukan pembaharuan di sekolah sehingga program PRAKERIN berjalan efektif dan dapat memperoleh hasil yang optimal.

Untuk mendapatkan akses ke disertasi di PPS UNY, silahkan lihat detail di website Perpustakaan UNY http://library.pps.uny.ac.id. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar