Perlukan Lulusan SMK Ikut SNMPTN?

SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) telah menjadi program seleksi masuk ke PTN (perguruan tinggi negeri) yang memiliki volume data sangat besar dan kompleksitas sangat tinggi dengan jumlah pendaftar pada tahun 2015 mencapai 852.093 siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), termasuk MA (Madrasah Aliyah) dan MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan). Mereka berasal dari 15.317 unit sekolah (Muhamad Malik Afrian, 2015). Program seleksi ini memperebutkan tempat di 2599 program studi dari 63 PTN dimana peserta yang lulus seleksi sebanyak 137.005 siswa (Nafiysul Qodar, 2015). Sebelumnya pada tahun 2014 diikuti 777.357 peserta (Harahap, 2014), dan tahun 2013 diikuti 762.690 pendaftar (Riana Afifah, 2013), serta di tahun 2012 diikuti 236.811 siswa (Anonim, 2103).



SNMPTN adalah jalur penelusuran prestasi akademik siswa untuk diterima di program studi sarjana. Seluruh program studi yang berpartisipasi dalam seleksi ini adalah Program Sarjana (S1). Idealnya SNMPTN diikuti hanya oleh siswa SMA (dan MA) karena secara jenis pendidikanya sejalur. SMA termasuk jenis pendidikan umum, sedangkan S1 jenis pendidikan akademik. Namun SNMPTN juga memperbolehkan siswa SMK (dan MAK) untuk mengikutinya. SMK termasuk jenis pendidikan kejuruan yang idealnya melanjutkan pendidikan tinggi ke jenis pendidikan vokasi atau Program Diploma. Pada tahun 2015 terdapat lebih dari 140 ribu siswa SMK (dan MAK) yang mengikuti SNMPTN (Muhamad Malik Afrian, 2015). Jumlah tersebut adalah 17% dari total peserta pada tahun tersebut.

Lalu, dimanakah justifikasi keikutsertaan siswa SMK di SNMPTN? PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pendidikan Pasal 77 menyatakan bahwa SMK berfungsi salah satunya untuk menyiapkan lulusannya melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Kemudian di sisi penerimaan perguruan tinggi diatur di Pasal 86, dimana persyaratan untuk menjadi mahasiswa, baik di program sarjana ataupun diploma, diatur seragam yaitu memiliki ijazah atau surat keterangan lulus pendidikan 1 (satu) jenjang atau tingkat pendidikan di bawahnya. Syarat berikutnya adalah memenuhi persyaratan masuk yang ditetapkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Artinya, lulusan SMK dimungkinkan untuk melanjutkan ke program sarjana atau diploma sejauh memenuhi syarat di perguruan tinggi yang dituju.

Tetapi, perlu diperhatikan juga bahwa berdasar struktur kurikulum dalam Permendikbud Nomr 70 Tahun 2013, siswa SMK menghabiskan 50% dari waktu sekolahnya untuk mempelajari mata pelajaran peminatan yang sudah spesifik sesuai paket keahliannya (lihat proporsi kurikulum di Lampiran 5), termasuk didalamnya program praktik kerja lapangan di industri selama setengah semester (Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014). Jika lulusan SMK melanjutkan ke perguruan tinggi yang jurusannya tidak sesuai, maka akan terjadi pemborosan yang signifikan karena ketidaksesuaian antara pelajaran yang diambilnya di SMK dengan kurikulum yang ditempuhnya di perguruan tinggi. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi yang terjadi di SMA yang hanya memiliki 3 (tiga) jurusan atau peminatan.

Pada tahun 2015, terdapat 128 Paket Keahlian di SMK (lihat Lampiran 4) dan ada 2599 program studi dari 63 PTN yang bisa dipilih di SNMPTN. Ada lebih dari 140 ribu siswa SMK yang ikut dari ribuan sekolah asal. Begitu banyak kemungkinan kombinasi analisis yang bisa dilakukan untuk mencari tahu fenomena apa yang terjadi dalam SNMPTN. Mengingat banyaknya jurusan yang ada di SMK seluruh Indonesia, maka sangat perlu untuk digali keterkaitan antara program studi yang dipilih dan program studi yang akhirnya menerima siswa SMK. Jumlah data yang dapat dianalisis bertambah besar jika data yang dipakai terdiri dari time-series data selama tiga tahun terakhir (2013-2015) dimana SNMPTN murni menggunakan metode penelusuran prestasi akademik, tanpa ujian tulis.

Jika demikian, perlu dipelajari lebih lanjut kondisi dan kecenderungan yang terjadi dalam keikutsertaan siswa SMK di SNMPTN. Ada banyak pertanyaan yang muncul dan jawabannya tersembunyi di tumpukan data SNMPTN yang ada. Seperti apakah kecenderungan dan adakah korelasi antara jurusan di PTN dengan jurusan SMK asal mahasiswanya? Adakah jurusan SMK yang lebih banyak ikut dibanding jurusan lain? Adakah SMK yang paling sukses diterima di program studi pilihannya? Dari daerah mana SMK tersebut? Program studi manakah yang paling banyak dipilih oleh siswa SMK? Program studi manakah yang paling banyak menerima siswa SMK? Bagaimana profil daerah asal siswa bila disandingkan dengan program studi lokasi PTN yang dipilih? Demikian seterusnya. Penggalian terhadap data yang ada akan dapat menghasilkan ribuan kemungkinan kombinasi insight atau pelajaran yang dapat diambil.

Dengan perkembangan yang pesat dalam data science, teknik komputasi dan analisis data, serta perangkat komputer pendukung suatu proses big data analytics, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dicarikan jawabannya menggunakan metode dan teknik yang tepat.

Karenanya, diperlukan adanya studi yang mendalam atas topik ini karena akan banyak peluang untuk mendapatkan pelajaran berharga (valuable insights) dari kumpulan data tersebut. Insight yang didapat akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi berbagai pihak. Namun karena ukuran data yang ada di SNMPTN sudah masuk kategori big data, maka metode analisis yang dilakukan memerlukan cara dan perangkat yang berbeda dengan penelitian dengan data ukuran kecil.

Begitu pentingnya perkembangan pemanfaatan big data, sebuah artikel di koran berpengaruh New York Times menyebutnya sebagai suatu revolusi yang akan merambah ke seluruh bidang di dunia ini. “It's a revolution. A drift toward data-driven discovery and decision making will sweep through academia, business and government. There is no area that is going to be untouched (Lohr, 2012).

Dengan jumlah peserta yang sangat banyak, maka data dalam sistem SNMPTN sudah tergolong big data (data dengan volume yang sangat besar). Big data analytics saat ini menjadi trend di dunia baik bisnis maupun akademik karena semakin banyaknya bidang dalam kehidupan kita yang memiliki simpanan data yang sangat besar akibat makin canggihnya sistem informasi. Big data ibarat “tambang emas” yang siap digali dan dimanfaatkan, namun untuk menggalinya diperlukan metode analisis dan perangkat yang harus mampu menangani proses komputasi berkapasitas sangat besar.

Belum banyak studi atau penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara mendalam berbagai fenomena yang terjadi dalam sistem SNMPTN yang memiliki sangat banyak data ini. Di sisi lain, metode big data analytics saat ini berkembang pesat termasuk dalam kemudahan menyediakan perangkat pendukung yang berspesifikasi sangat tinggi.

Jika metode big data analytics bisa dimanfaatkan optimal, akan banyak sekali peluang pemanfaatannya di dunia pendidikan Indonesia, termasuk dalam sistem seleksi masuk ke PTN. Peluang perbaikan sistem dan penyesuaian terhadap situasi dan kondisi terkini sangat terbuka lebar dengan penggunaan big data analytics. Penelitian ini diharapkan bisa meletakkan dasar bagi penerapan big data analytics dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan dan vokasi.

Referensi:
  1. Anonim. (2013). Aturan Baru SBMPTN. Kompas Liputan Khusus. Diambil pada tanggal 15 Januari 2016, dari http://lipsus.kompas.com/sbmptn2013/ read/2013/03/16/09593168/Aturan.Baru.SBMPTN
  2. Harahap, R.F. (1 April 2014). Tak Capai Target, Peserta SNMPTN Tembus 777.357 Pendaftar. Okezone.com. Diambil pada tanggal 15 Januari 2016, dari http://news.okezone.com/read/2014/04/01/373/963617/tak-capai-target- peserta-snmptn-tembus-777-357-pendaftar
  3. Lohr, S. (2012). The age of big data. New York Times, 11. 
  4. Muhamad Malik Afrian. (10 Mei 2015). Pendaftar SNMPTN 2015 Terbanyak Berasal dari SMA. Kompas.com. Diambil pada tanggal 15 Januari 2016, dari http://edukasi.kompas.com/read/2015/05/10/15494211/Pendaftar. SNMPTN.2015.Terbanyak.Berasal.dari.SMA
  5. Nafiysul Qodar. (9 Mei 2015). Cek di Sini, 137.005 Siswa Lulus SNMPTN 2015. Liputan6.com. Diambil pada tanggal 15 Januari 2016, dari  http://news. liputan6.com/read/2229185/cek-di-sini-137005-siswa-lulus-snmptn-2015
  6. Riana Afifah. (16 Maret 2013). 762.690 Siswa Bakal Bersaing Lewat SNMPTN 2013. Kompas.com. Diambil pada tanggal 15 Januari 2016, dari  http:// edukasi.kompas.com/read/2013/03/16/09351993/762.690.siswa.bakal.bersaing.lewat.snmptn.2013

Posting Komentar

1 Komentar

  1. If you're trying to lose kilograms then you absolutely need to start using this totally brand new custom keto meal plan.

    To produce this keto diet service, certified nutritionists, fitness couches, and cooks have united to develop keto meal plans that are useful, convenient, economically-efficient, and fun.

    Since their first launch in January 2019, hundreds of people have already completely transformed their body and well-being with the benefits a smart keto meal plan can provide.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-tested ones provided by the keto meal plan.

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)