Ketrampilan Datang dari Latihan Berulang (Repetitive Training)

Alah bisa karena biasa, itu pepatah bahari yang sering kita dengar dari para sesepuh. Suatu kebisaan dibangun dari kebiasaan melakukannya. Dalam teori modern ada mantra skill comes from repetitive training, artinya sama saja, suatu ketrampilan didapat dari latihan yang dilakukan berulang-ulang. Sekolah kejuruan dan vokasi memiliki prinsip yang sama karena beroientasi pada pembentukan skill. Maka metode pelatihan pun dilakukan dengan kegiatan praktik yang bersifat repetitif. Berikut video sangat menarik tentang betapa trampilnya banyak orang yang berasal dari berbagai profesi. Semua bisa dilakukan karena dilakukan berulang terus-menerus. Semakin banyak jumlah perulangan maka semakin tinggi tingkat pengalaman yang didapat. Semakin tinggi tingkat pengalaman, maka semakin tinggi pula tingkat ketrampilan yang dimiliki. Kita pasti tahu bagaimana seorang pilot (penerbang) diukur level ketrampilannya menggunakan jam terbang. Lalu bagaimana mengukur tingkat skill pekerja yang membuat teh tarik di Malaysia itu?



Dalam buku Vocational Education and Training dari Suhnu Ram Sharma (1994: 84-85), disebutkan tentang 10 karakteristik fundamental dari program pelatihan vokasi yang efisien, diantaranya adalah pelaksanaan repetitive training. Uniknya Sharma menyebut hal itu penting dilakukan agar lulusannya nanti tidak menjadi beban (liability) ekonomi bagi tempat kerjanya, tetapi menjadi modal (asset) berharga.

Pernyataan tersebut sangat mewakili kondisi para lulusan sekolah vokasi yang membawa banyak beban ekonomis bagi tempat kerjanya karena belum siap untuk bekerja. Organisasinya harus menyediakan waktu dan biaya tambahan untuk mengisi gap kompetensi yang dimiliki lulusan dengan tuntutan riil di tempat kerja.

Posting Komentar

0 Komentar